Begini Cara Mencegah dan Mengendalikan Antraks pada Manusia

Jum'at, 31 Januari 2020 - 08:08 WIB
Begini Cara Mencegah...
Begini Cara Mencegah dan Mengendalikan Antraks pada Manusia
A A A
JAKARTA - Spora antraks dibentuk oleh bakteri antraks yang terjadi secara alami di tanah di sebagian besar dunia. Spora dapat tetap aktif selama bertahun-tahun. Binatang yang umum dengan penyakit ini termasuk ternak liar atau domestik, seperti domba, sapi, kuda, dan kambing.

(Baca juga: Bisa Serang Hewan dan Manusia, Kenali Gejala dan Penularan Antraks )

Meskipun jarang di Amerika Serikat, antraks masih umum di seluruh negara berkembang, seperti di Iran, Irak, Turki, Pakistan dan Afrika sub-Sahara. Sebagian besar kasus antraks pada manusia terjadi akibat pajanan terhadap hewan yang terinfeksi pada daging atau kulitnya. Salah satu dari sedikit contoh penularan nonanimal yang diketahui terjadi di AS pada 2001 saat 22 orang mengembangkan antraks setelah terpapar spora yang dikirim melalui pos. Dan lima dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia.

Baru-baru ini, pengguna heroin di Eropa menyebabkan antraks melalui suntikan obat-obatan terlarang. Sebanyak 18 orang meninggal karena antraks suntik. Heroin yang dijual di Eropa kemungkinan berasal dari daerah di mana antraks yang terjadi secara alami lebih umum.

Ada beberapa kelompok yang berisiko terserang antraks, di antaranya mereka yang berada di militer dan dikerahkan ke daerah dengan risiko tinggi terkena antraks. Dan selanjutnya, bekerja dengan antraks dalam pengaturan laboratorium, tangani kulit binatang, bulu atau wol dari daerah dengan insiden antraks yang tinggi.

Selain itu, bekerja di kedokteran hewan, terutama jika berurusan dengan ternak, menangani atau mendandani binatang buruan - di AS, wabah musiman antraks sering terjadi pada hewan ternak dan binatang buruan, seperti rusa hingga suntikkan obat-obatan terlarang, seperti heroin berisiko menyebabkan antraks.

Adapun penyakit ini menyebabkan komplikasi serius seperti radang selaput dan cairan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, yang menyebabkan perdarahan masif (meningitis hemoragik) dan kematian. Sementara untuk pencegahan, dijelaskan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes, bisa dilakukan dengan beberapa cara.

"Pencegahan dan pengendalian antraks pada manusia bisa dengan berbagai cara yaitu jika sakit dengan gejala antraks segera ke puskesmas atau rumah sakit, menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boots dan sarung tangan bila kontak dengan hewan sakit atau mati," kata dr. Anung.

"Mencuci tangan setelah memegang hewan ternak sakit atau mengolah bahan hewan, tidak mengonsumsi bahan makanan asal hewan yang sakit, tidak menyembelih hewan ternak sakit, tidak membuang sembarangan bahan asal hewan ternak yang sakit atau mati," tambahnya.

Di sisi lain, pencegahan antraks bisa melalui lingkungan yakni dengan cara mengubur bangkai hewan yang mati karena antraks dan memberi tanda khusus pada kuburannya. Selanjutnya, pastikan tidak menggali kuburan hewan mati akibat antraks, menggunakan desinfektan pada kandang dan halaman bekas hewan terjangkit antraks.

"Peralatan yang kontak dengan hewan terjangkit, pengawasan tempat penjualan ternak atau pasar hewan dan pengawasan sumber air yang terkontaminasi hewan antraks," tandasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1157 seconds (0.1#10.140)